ONE NIGHT WITH THE KING adalah film relegius yang berlatar belakang Kristen. Film epik ini bercerita tentang Esther (Tiffany Dupont) seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama pamannya, Mordecai (John Rhys-Davies) di Persia.
Di kala Raja Xerxes (Luke Goss),
penguasa Rusia saat itu, sedang merencanakan ekspansi ke Yunani demi
memenuhi ambisi mendiang ayahnya, Raja Darrius, dia juga diterpa masalah
internal rumah tangga. Xerxes tiba-tiba mengumumkan pada rakyatnya
bahwa Persia kini tidak memiliki ratu. Hal ini dilakukannya karena Ratu
Vlashti, sudah mulai tak mau mematuhi perintah sang raja.
Xerxes
pun memerintahkan pada Hagai, abdinya, agar menyeleksi beberapa putri
Persia yang dianggap bersyarat untuk menjadi pendamping Xerxes. Di
antara putri-putri tersebut, terdapatlah Esther, keponakan dari
Mordecai. Sejak awal, Hagai menilai bahwa Esther memiliki kepribadian
yang menarik.
Maka, singkat cerita, akhirnya Xerxes pun memilih
Esther sebagai sang ratu Persia. Namun, diam-diam ternyata ada seseorang
yang tengah menyusun rencana untuk melampiaskan dendam nenek moyangnya.
Hal ini berhubungan dengan rahasia Esther, karena sebenarnya dia adalah
seorang Yahudi bernama Hadassah.
Lalu, apakah yang terjadi di
masa lalu, yang mengakibatkan ada seseorang berusaha menghabisi semua
orang Yahudi? Bagaimana pula tindakan Xerxes ketika mengetahui jati diri
Esther sebenarnya?
Film yang disutradarai oleh Michael O. Sajbel ini diangkat dari novel karya Mark Andrew Olsen. Maka film bernuansa religi ini menjadi film drama kerajaan yang bisa dibilang menceritakan asal-usul nabi Esther.
Berbeda
dengan film-film berlatar belakang kerajaan lainnya yang hampir dihiasi
dengan adegan perang kolosal, maka ONE NIGHT WITH THE KING lebih
menekankan pada tindak-tanduk Xerxes serta hubungannya dengan Esther.
Memang dalam film ini juga diselipkan beberapa intrik politik dalam
ceritanya yang mungkin bisa membuat cerita film ini lebih variatif.